15 March 2011

To Kill A Mockingbird, Sebuah Novel yang Indah



Judul: To Kill a Mockingbird.
Pengarang: Harper Lee.
Penerbit: Qanita
Tebal Halaman: 536 hlm.

“Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya… hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya”

- Kehidupan Scout dan Jem Finch berubah total saat ayah mereka menjadi pembela seorang kulit hitam. Ketika Atticus membela seorang yang dianggap sampah masyarakat, kecaman pun datang dari seluruh penjuru kota. Di tengah terpaan masalah yang menimpa keluarganya, si kecil Scout belajar bahwa kehidupan tidak melulu hitam dan putih.

Dikisahkan dari sudut pandang gadis delapan tahun warga Maycomb, Alabama, novel ini akan menunjukkan bahwa sebuah prasangka sering kali membutakan manusia. Dan sebuah keadilan hanya dapat dilahirkan dari rasa cinta yang tak membedakan apa pun latar belakang seseorang. Harper Lee telah berhasil menyuguhkan sebuah novel menawan yang amat berkesan dan tak lekang oleh zaman -

To Kill a Mockingbird adalah novel terbesar dan satu-satunya yang ditulis Harper Lee. Berkat kisah indah tersebut,yang memenangi penghargaan Pulitzer Award 1961,dia dianugerahi Presidential Medal of Freedom 2007, the Highest Civilian Honor USA.

Demikianlah novel ini, memang indah, menarik, mendalam dan seolah hidup. Bahkan setelah selesai membaca novel ini pun, aku merasa kangen dengan Maycomb dan kisah-kisahnya. Rasanya sudah merasuk ke dalam jiwaku. Kisah-kisah kehidupan di Maycomb seolah nyata, mengalir dengan alami. Membacanya serasa menonton kehidupan di daerah Maycomb.

Berkisah tentang sebuah keluarga pengacara, Atticus Finch, dengan 2 orang anaknya, Jeremy Finch (biasa dipanggil Jem) dan Jean Louise Finch (biasa dipanggil Scout) dan pengasuh yang juga pengurus rumah tangga Calpurnia, seorang kulit hitam. Serta kemunculan Dill, teman dekat Jem dan Scout, yang dating berlibur setiap musim panas. Selain mereka bermunculan juga tokoh-tokoh lain yang melengkapi sebuah kota. Ada Sherif, ada para tetangga, ada guru sekolah, ada teman-teman, ada paman dan bibi mereka. Sebenarnya kisah utamanya adalah saat Atticus mulai menjadi pembela seorang kulit hitam, Tom Robinson, yang dituduh memperkosa seorang kulit putih. Disinilah keluarga ini mulai mendapat tekanan, hingga seolah diuji kekuatan dan kekompakannya. Meski demikian, kisah-kisah kecil lain yang mengiringinya pun terasa enak dibaca dan menjadi jalinan cerita yang sangat menyatu. Seperti kisah tentang misteri Boo Radley, atau tentang Mrs. Dubose, atau tentang sekolah mereka, dan kisah lainnya.
Terlihat pula bagaimana pandangan umum warga kulit putih terhadap kulit hitam di jaman itu. Atticus yang tergolong berpikiran maju dan tidak membeda-bedakan manusia, sangat terlihat alami dan tak terkesan dipaksakan menjalani karakternya. Rasanya menakjubkan di jaman itu ada orang yang berpikiran seperti Atticus, dan mendidik anak-anaknya dengan cara-cara yang tergolong modern dan berpendidikan.
Namun seperti biasa, seperti layaknya kisah-kisah Amerika lain, kisah ini tergolong berakhir bahagia, dengan membunuh karakter yang jahat. Tapi terlepas dari itu, novel ini memang sangat mendalam dan indah. Layak dibaca untuk bisa lebih memahami arti perbedaan antar manusia.

Beberapa kutipan yang bernilai dalam novel ini:
~ Mengobrolkan hal-hal yang diminati orang yang kita ajak bicara, dan bukan tentang apa yang kita minati, adalah hal yang sopan ~
~ Keberanian adalah saat kau tahu, kau akan kalah sebelum memulai, ttetapi kau tetap memulai dan merampungkannya, apapun yang terjadi ~
~ Orang yang berakal sehat, tak pernah berbangga dengan bakatnya ~
~ Kau boleh menembak burung blue-jay sebanyak yang kau mau, kalau kau bisa kena, tetapi ingat, membunuh mockingbird (sejenis murai bersuara merdu) itu dosa. Mockingbird menyanyikan musik yang kita nikmati, hanya itulah yang mereka lakukan. Mereka tidak memakan tanaman di kebun orang, tidak bersarang di gudang jagung, mereka tidak melakukan apa pun, kecuali menyanyi dengan tulus untuk kita. Karena itulah, membunuh mockingbird itu dosa ~

No comments: