09 March 2012

Pengelolaan Keuangan Keluarga

Kali ini saya ingin berbagi tentang pengelolaan keuangan keluarga. Saya bukan ahli ekonomi, tidak pula kuliah di bidang ekonomi, ini hanya berdasarkan pengalaman menjadi manajer keluarga selama kurang lebih 8 tahun. Mengelola keuangan keluarga itu nggak mudah. Semua orang juga tahu hal itu. Apalagi jika sebuah keluarga sudah punya anak, kebutuhan anak akan lebih beragam lagi. Yang selalu saya ingat adalah nasehat mama, “uang banyak atau sedikit itu cukup nggaknya tergantung bagaimana kita mengaturnya. Manusia itu, rejeki bertambah tetap saja akan merasa kurang, karena kebutuhan juga terus bertambah. Jadi tinggal bagaimana kita mensyukuri dan mengatur rejeki yang kita peroleh.” YAK TEPAT!! Kalimat mama itulah yang selalu terngiang di telinga dan pikiran saya, sejak saya mengelola uang sendiri, apalagi sejak menikah.
Prinsip dasar keluangan keluarga kami ada keuangan terbuka, artinya saling terbuka pendapatan masing-masing dan menyatukan pendapatan itu untuk kepentingan keluarga. Jadi ini berlaku sejak saya masih bekerja, hingga sekarang saya hanya bekerja freelance.
Dulu waktu awal menikah, gaji saya masuk tabungan, gaji suami untuk kebutuhan hidup. Tentu saja saya selalu melakukan budgeting, tapi hanya ditulis tangan dan tidak terlalu rinci.
Sekarang, sudah beberapa tahun saya terapkan, saya melakukan budgeting setiap akhir bulan setelah suami menerima gaji. Budgeting saya sekarang nggak tanggung-tanggung, saya buat dengan program excel berupa pemasukan dan biaya biaya, dengan file tersendiri. Isinya pun lengkap dan detil. Berbagai pos keuangan saya tulis disitu, tentu saja tergantung kebutuhan tiap keluarga ya. Di antaranya:
1.Yang paling utama harus ditulis adalah cicilan-cicilan, rumah, mobil, atau apapun hutang yang harus kita cicil.
2.Lalu biaya sekolah anak, dari SPP, uang saku, biaya les, asuransi anak, catering sekolah, biaya ekskul.
3.Kewajiban-kewajiban yang harus dibayar juga jangan lupa, seperti Listrik, PAM, iuran sampah dan keamanan RT, dll.
4.Setelah itu masukkan pos kebutuhan pokok, seperti belanja sehari-hari, biaya transport, bensin, pulsa dll.
5.Pos Zakat dan shodaqoh juga harus dipastikan selalu ada yaa.
6.Setelah semua yang wajib dipenuhi kebutuhannya selesai kita buat, berikutnya buat pos pos tambahan tergantung keperluan, diantaranya pos hobi (seperti saya dan suami punya hobi masing-masing yang tiap bulan perlu dana, jadi sudah masuk anggaran), lalu pos tabungan (pastikan selalu ada ya), pos sumbangan ( disini maksudnya adalah sumbangan untuk orang tua, adek atau kakak atau siapapun yang kita merasa perlu membantu secara rutin, sebisa mungkin ini diluar zakat dan shodaqoh ya, untuk keluarga tersayang nggak perlu terlalu pelit ‘kan :D).
7.Nah, setelah itu bila perlu masukkan juga pos rekreasi, misalnya mau rekreasi setiap bulan atau ada rencana jalan-jalan besar saat liburan sekolah, bisa dicicil dananya jauh-jauh hari, jadi pas hari H kita nggak bingung cari dana dari mana.
8.pos dana darurat juga perlu, misalnya tiba-tiba ada kondangan atau ada iuran sumbangan, atau apapun yang pengeluarannya bukan rutin.
9.Terakhir, masukkan pos investasi bila perlu. Misalnya kita berencana untuk berinvestasi emas, deposito, SUKRI (Sukuk Ritel) atau apapun, ini bisa direncanakan jauh-jauh hari. Bisa juga dilakukan dengan menyisihkan bonus atau THR tahunan, karena bonus dan THR bukan cuma untuk bersenang-senang saat ini, masa depan perlu juga dipikirkan dong.

Selesai deh budgeting bulanannya. Sebaiknya hal ini dilakukan tiap bulan, karena terkadang biaya tiap bulan berubah-ubah, mungkin juga pendapatan berubah-ubah. Usahakan seimbang antara pemasukan dan pengeluaran. Agak memakan waktu memang membuatnya, tapi percaya deh, kalau udah dijalankan keuangan akan jadi lebih teratur dan terencana.
Oh iya, ini juga membuat suami jadi lebih tahu, untuk apa saja uang yang kita pegang setiap bulan digunakan. Yang penting saling terbuka antara suami dan istri akan lebih mempermudah pengelolaan keuangan.
Semoga bermanfaat ya ^-^

No comments: