23 March 2010

Berbagi Bersama Teman


Berbagi bersama teman, tak selalu harus barang mahal, atau tak selalu harus di saat ultah atau acara tertentu. berbagi bersama teman, bisa dilakukan kapanpun. Alhamdulillah setiap tahun saat ultah memang Ditya berbagi bingkisan bersama teman di sekolah, senang banget dia bisa berbagi. Berasal dari situlah Ditya mulai semangat berbagi bersama teman.
Suatu waktu Ditya membuat pesawat dari kertas, banyaaaaakkkk banget, sejumlah teman sekelasnya, 18 orang. Ternyata dia mau membagikan semua pesawat itu ke teman teman di kelasnya. Wah, sudah bisa kubayangkan betapa hebohnya kelas dengan pesawat kertas yang berseliweran. Terkadang Ditya juga membawa pulang sesuatu dari temannya. Selain bingkisan saat ada yang ultah, terkadang Ditya membawa sekedar kue krakers, atau 1 buah dodol, atau 1 batang wafer dari temannya.
Di lain waktu Ditya juga membuat gambar gambar, di samping gambar diberi nama, katanya untuk teman satu jemputan, semua dibaginya. Lain waktu lagi Ditya ingin sekali memberi oleh oleh untuk teman sekelasnya, jadi waktu kita pulang ke Tegal, kubelikan kue bakpia khas Tegal rasa coklat kesukaan Ditya, untuk teman teman sekelasnya. Waah, tak terkirakan senangnya Ditya. Beberapa waktu sebelumnya juga Ditya membawa beberapa batang wafer, untuk teman satu jemputan katanya.
Hari ini pun, Ditya sudah berencana ingin berbagi baling baling yang terbuat dari karton dan sumpit. Awalnya siang tadi di sekolah Ditya dan beberapa teman dapat reward dari Bu Guru. Sesampai di rumah, seperti biasa, Ditya ingin praktek membuatnya, dan merembetlah dengan permintaan untuk dibuatkan beberapa biji, untuk teman teman di sekolah katanya.
Memang saling timbal balik, bukan hanya Ditya yang gemar berbagi, tapi teman temannya pun gemar berbagi. Senangnya ketika hidup saling mengingat orang lain, saling berbagi bukan jadi hal yang berat lagi. Semoga semua anak anak itu menerapkannya hingga dewasa. Betapa indahnya dunia ini jika diisi orang orang seperti itu. Sebuah impian yang sederhana.

19 March 2010

kecoa di mata adek Bintang


Anak kecil biasanya belum takut sama binatang, terutama bayi. Dianggapnya cuma sekedar mainan yang menyenangkan.
Yak, seperti pagi ini yang terjadi di rumah kita. Pagi-pagi, seperti biasa aku sibuk membereskan dapur, nyiapin bekal untuk kakak, bikin minum untuk seisi rumah de el el. Pagi ini ada 2 kecoa yang bergelimpangan, sedang sekarat tampaknya, satu di dapur, satu lagi di dekat meja makan. Karena masih mondar mandir, aku cuma bisa teriak "Ayah, ada kecoa mati tuh, tolong ambil dong!", sebenarnya karena aku juga takut kecoa... hehehe... Dengan santai ayah menjawab "Ya, ntar..." Tueng tueng... ya sudahlah... Kulanjutkan pekerjaan pagiku, sementara ayah bermain bersama adek Bintang dan kak Ditya nonton kartun sebelum mandi pagi.
Tiba-tiba, dalam sekejap mata, adek Bintang sudah pindah posisi. Dia sedang duduk anteng di dekat meja makan, ini hal yang nggak pernah dilakukannya. Aku langsung curiga, kuintip dia, dan "HWAAAAAAAAAAAAAAA... ayah, ayah, tolong... yang, tolong... duuuh tuh si adek, kecoa ditarik tarik buat maenan!!!!" aduuuhhh... geli banget rasanya, merinding sendiri!! Duuh, si adek itu lhooooo, kecoa dipikirnya mainan aja. Ayah langsung bergerak sigap, HUP!! berpindahlah kecoa ke tempat sampah. Kalau inget kejadian itu, jadi ketawa, adek Bintang dengan santainya menarik narik kaki kecoa, ngeeeekkkk ngooookkkk.... hahaha....

jadi pelajaran yang bisa diambil adalah, jika punya anak kecil, dan ada kecoa mati di dalam rumah, segeralah ambil dan buang ke tempat sampah, jangan menunda nunda waktu lagi. Masih untung cuma dimainin, coba kalo digigit dikira makanan... haduuuuu....

17 March 2010

pulang ke kampung halaman

pulang kampung selalu saja menyenangkan. meski aku pulang kampung nggak setahun sekali, selalu saja perasaan gembira dan senang itu menyergap datang, ditambah lagi rasa haru biru di hati saat akan meninggalkan kampung halaman.
kampung halamanku ada di Tegal, jateng. deket siiiyyyhh, tapi pegel juga kalo naik mobil, sekitar 5-7 jam, tergantung mau berapa kali istirahat dan tergantung tingkat kemacetan juga. kalo pas lebaran, ampun-ampunan macetnya, bukan hitungan 5 or 7 jam lagi, hitungannya di atas 10 jam, yakkk mesti siap siap pegel dan bawa perbekalan yang cukup tentunya.
aku pulang ke tegal nggak cuma saat lebaran, nggak ada waktu rutinnya sih. yang jelas setahun bisa 4 or 6 kali. tergantung kebutuhan juga. kalo pulang ke tegal, tentu saja ada daftar makanan wajib yang harus dimakan saat di sana. ada soto tegal yang sedaaapppp, ada lengko, kupat bongkok, belum lagi jajanan basah yang cuma dijual di alun alun. pokoknya kenyang nyang nyang deh kalo pulkam...hehehe...
berhubung ortu dan mertua juga di tegal, jadi setiap pulang ke tegal heboh mondar mandir sana sini plus mondar mandir jajan, yang pastinya nggak ketinggalan.
yang aku paling sebel adalah saat pulang, selalu dan selalu saja ada rasa sedih yang masuk menyelusup ke dalam hati. sedih berpisah dengan mama dan papa, sedih meninggalkan kota kelahiran. meskipun depok, tempatku tinggal saat ini pun, rasanya sudah menyatu dengan hati. dulu, aku pikir itu cuma melankoli karena aku akan pulang ke kos-kosan, yang berarti aku akan sendirian lagi setibanya di depok. Tapi entah mengapa hingga saat ini pun, setelah beranak dua, tetap saja aku merasakan kesedihan itu. memang hanya sebentar, ketika sampe rumah pun sudah nggak melow lagi, karena sibuk ngurus ini itu. yah, mau bagaimana lagi, tetap saja ikatan tanah kelahiran lebih kuat dibanding ikatan tempat kita tinggal.
hidup pulang kampung!!! senangnya saat pulang kampung tiba. miss u all the time ^o^