16 August 2010

Hari Ulang Tahun Perkawinan

Pada hari ulang tahun perkawinan kita yang kesekian, yang kita sendiri lupa hari bulan apa, kau tidak menyalakan lilin atau mengundang teman makan-makan. Kapan pernah? Pada hari yang sudah kita lupakan itu kita duduk di beranda ngobrol tentang kapan dan di mana kita bertemu pertama kali, cinta pada pandangan pertama, kucing-kucingan di kampus, dan memutuskan untuk kawin entah hari bulan apa. Aduh, kumat!
Kadang-kadang kita mengangguk ketika ada tetangga lewat atau basa-basi bertanya mau ke mana atau berkomentar "Kok tumben jalan-jalan sendirian." atau cengar-cengir saja. Lho, kenapa kau memandangku seperti sudah lama tidak ketemu? Pada hari perkawinan yang sudah terkubur dalam ingatan itu aku seperti mendengarmu bertanya apakah dulu itu aku memang benar-benar menyayangimu atau apa begitu. Gombal!
PAda hari ulang tahun perkawinan kita itu yang mungkin saja kebetulan jatuh hari ini kau tiba-tiba bangkit dari bangku dan masuk rumah meninggalkanku sendirian di beranda memandang pohon mangga yang beberapa buahnya setiap malam berjatuhan dimakan codot.
*
Kubikinkan teh apa kopi?

(Sapardi Djoko Damono, Kolam 2009)

*Romantisme yang unik... lucu aja bacanya, walopun lupa hari perkawinan tetep terlihat romantis... hehe...

2 comments:

Yazandra said...

lho aku pikir ini curhatnya bunda ditya, hehehe...

scorvita said...

hahaha... bukan bu... aku penggemar beratnya SDD, sungguh mati suka banget... indah dan lucu puisinya :D