Sepasang Sepatu Tua

sepasang sepatu tua tergeletak di sudut sebuah gudang, berdebu
yang kiri terkenang akan aspal meleleh, yang kanan teringat jalanan berlumpur sehabis hujan - keduanya telah jatuh cinta pada sepasang telapak kaki itu

yang kiri menerka mungkin besok mereka dibawa ke tempat sampah dibakar bersama seberkas surat cinta, yang kanan mengira mungkin besok mereka diangkut truk sampah itu dibuang dan dibiarkan membusuk bersama makanan sisa

sepasang sepatu tua saling membisikkan sesuatu yang hanya bisa mereka pahami berdua


-SDD, 1973, dalam Hujan Bulan Juni-



*dan aku pun selalu berkhayal setiap benda punya jiwa...

untuk anakku sayang

Anakku sayang,
Kau tahu?
Aku selalu ingin menyayangmu,
membelaimu,
memelukmu saat tidur,
menyuapimu saat makan,
memandikanmu,
memakaikanmu baju,
membereskan semua mainanmu,
melindungi dan menjagamu setiap saat,
dan mengurus semua hal tentangmu yang selalu saja ingin kulakukan...
Tapi anakku sayang...
tak semua hal bisa dan boleh selalu kulakukan
Aku harus melatihmu untuk mandiri,
membiarkanmu belajar banyak hal dari banyak kejadian,
mendukungmu setiap kali kau gagal dan marah ataupun menangis,
menyemangatimu di saat kau putus asa,
meyakinkanmu ketika kau ragu
Ya anakku sayang,
kau harus mampu melaluinya...
Kau pasti bisa!!
(meski kadang aku tak tega anakku sayang... tapi mama selalu sayang padamu dan akan selalu mendampingimu...)


*untuk Ditya sayang yang sedang belajar banyak hal tentang kemandirian...