19 March 2012

Menyetrika itu Menyenangkan!!

Percaya atau tidak, saya suka banget menyetrika!! Sejak SD, saya sering melirik-lirik dan memperhatikan Mama atau Papa yang sedang menyetrika. Dalam pandangan saya waktu itu, setrika itu semacam mainan yang menyenangkan, bisa membuat benda yang tadinya kusut jadi halus dan rapi. Benar-benar membuat saya takjub. Lama kelamaan dari sekedar melirik dan memperhatikan, saya mulai merayu Mama untuk membolehkan saya membantunya menyetrika kain yang kecil-kecil, seperti kaos dalam, baju adek yang masih kecil atau saputangan (jaman saya kecil saputangan masih sangat lazim, dengan beraneka motif yang sangat menarik, belum banyak orang memakai tisu). Sekitar kelas 6 SD saya akhirnya dibolehkan mulai memegang setrikaan, menyetrika benda-benda kecil itu. Tidak selalu sih memang, hanya sesekali, tapi itu membuat saya sangat senang, agak kegirangan malah, seperti dapat mainan baru! *berlebihan yaa…*
Hingga akhirnya saya diberi tugas harian menyetrika saat SMA, menyetrika baju seluruh anggota keluarga lhoo. Tapi kalau saya sibuk mama atau papa pasti membantu sih, nggak harus saya terus terusan.
Begitulah awal mula saya sangat menyukai menyetrika baju dan yang lainnya. Pergerakan dari membuat kain yang tadinya kusut, lalu perlahan digosok oleh setrikaan dan menjadi halus, itulah proses yang setiap saat saya sukai. Saya selalu memperhatikan proses itu, rasanya indah dan ada kesenangan tersendiri, bahkan hingga sekarang saya telah punya 2 anak, tak lupa selalu saya perhatikan dan nikmati proses itu. Sepertinya agak berlebihan ya? Ehehe… bagi saya tidak, itulah kesenangan tersembunyi saya.
Beberapa tahun lalu, bahkan urusan setrika menyetrika ini yang membuat saya berat dan malas untuk cari asisten rumah tangga. Rasanya nggak ikhlas menyerahkan tugas menyenangkan ini kepada si mbak. Tapi apa boleh buat, ketika itu saya memang membutuhkan bantuan. Hasilnya, dari semua pekerjaan si mbak, pekerjaan menyetrika itulah yang benar-benar saya beri perhatian ekstra. Apakah cukup halus setrikaannya? Apakah lipatannya benar? Apakah tingkat kepanasan setrikaannya tepat? Seperti itulah.
Akhirnya, tahun lalu, saat mbak tersayang yang telah bekerja 2 tahun lebih denganku pulang kampung dan tak kembali lagi, pekerjaan setrika menyetrika kembali menjadi urusan saya. Waaah… senangnya!! Rasanya kalau sehari nggak menyetrika itu ada sesuatu yang kurang. Rasanya kalau melihat baju setumpuk yang kusut membuat mata ini berbinar-binar ingin menyetrikanya. Tapi terkadang nggak semudah itu, karena pekerjaan rumah tangga lain juga banyak, jadi urusan setrika ini mesti menunggu giliran juga.
Oh iya, paling nggak suka banget kalau lagi asik setrika, di belakang saya atau di sekitar saya, krucils berantem atau ribut tak tentu arah. Duuh, kesel deh, mengganggu kenikmatan saja... hehe…
Yah, pokoknya apapun yang terjadi saya selalu menikmati menyetrika semuanya, baju, kaos, kain, atau apapun itu. (Sssst, tapi ada yang saya nggak suka ding. Paling nggak suka kalau mesti menyetrika seprei yang besar, seprei ukuran king yang selalu dipakai di kamar saya. Duh, susahnyaaaa :D)
Mari menyetrika!!

No comments: