28 July 2008

MATAHARI PERTAMA


Raditya Alif, matahari pertama keluarga kecilku... Jam 6 pagi tanggal 18 Januari 2005, dia terlahir... Bertumbuh besar seiring waktu, seiring musim, dan seiring irama bumi...


Dari bayi yang tak mampu berbuat apapun, hingga mampu meramaikan rumah dengan teriakannya, dengan kehebohannya yang membuat rumah berantakan, hingga hari ini dengan berbagai pertanyaan dan pernyataan yang ajaib dan menakjubkan, Ditya tetap selalu membuat heboh rumah kecilku. Oiya, kami menyebutnya sebagai magic words.


Misalnya hari ini, tiba-tiba saja dia mengambil busa putih bekas pengganjal barang elektronik di kamar gudang, lalu dilepasnya sedikit-sedikit dengan tangannya, dan dia bilang “mama, turun salju nih...” lucu juga idenya, padahal lihat salju saja belum pernah. Lalu dia bertanya “mama, binatang itu punya HP nggak?” wah...memang mesti pandai-pandai menjawab pertanyaan anak-anak. Rasanya mulai sekarang aku akan membuat daftar pertanyaan dan pernyataannya yang membuatku merasa takjub itu. Setiap hari ada saja yang ditanyakannya. Terkadang aku mesti memutar otak untuk menjawabnya, mengingat pelajaran waktu SD misalnya, atau mengingat apa jawaban orang tuaku waktu aku kecil kalau aku bertanya seperti itu.


Suatu ketika dia bertanya “Mama, kenapa matahari itu tenggelam?” waaaaa, tidak! Itu kan pertanyaan ilmiah, masa sih aku harus menjelaskan tentang bumi dan matahari pada anak umur 3,5 tahun. Akhirnya kujelaskan juga secara ilmiah tapi lebih sederhana. Saat kutanya balik setelah kujelaskan, “kamu ngerti nggak?”, dia cuma senyum-senyum “nggak!” katanya. Ya, wajarlah.


Pernah suatu hari saat Ditya ikut ayahnya potong rambut (dia suka ikut ayahnya potong rambut karena dapat teh botol katanya, sederhana banget ya), tiba-tiba dia tanya ke ayahnya “ayah, bahasa inggrisnya sudah itu apa?” Wadhoh, kok tiba-tiba yang muncul pertanyaan yang nggak ada hubungannya dengan potong rambut. Jadi hebohlah kita bertiga membahasnya setelah mereka berdua sampai di rumah. Setelah itu dia tanya lagi “Kalo wangi-wangi bahasa Inggrisnya apa ya?” Hem... parfum kali ya...


Yah, memang begitulah, nggak semua hal bisa dijawab dengan jelas dan sempurna oleh kita sebagai orang tuanya, terkadang juga aku mesti menjawabnya dengan mencoba mengikuti caranya berpikir, dengan cara yang lebih sederhana.
Oiya, ada pertanyaan yang sering dibingungkan oleh para orang tua pernah dicetuskan juga oleh Ditya “Ma, gimana caranya adek bayi bisa masuk perut mama ya?” O’o ini dia pertanyaannya. Kalo nggak salah waktu itu aku jawab dengan sederhana, dan dia merasa cukup puas. “Ya, masuk ke perut mama terus jadi besar di perut mama deh, kamu dulu juga gitu”. Trus dijawabnya lagi “tapi kan mama makan, nanti adek bayinya kena makanan dong?” Hem, rasanya perlu menjelaskan bagian tubuh nih, jadilah waktu itu kujelaskan kalau adek bayi ada tempatnya sendiri, beda dengan tempat makanan masuk ke dalam perut. Manggut- manggut dengan senyum deh dia.


Pernah dia kepikiran dengan opanya, berkali-kali dia menanyakan ini “Mama, kalau opa udah tua sekali, yang nyetir mobil opa siapa dong?”. Meski sudah aku jawab, walaupun sudah tua, opa tetap bisa nyetir, tapi tampaknya dia masih belum puas. Beberapa hari telah berlalu dari saat pertama kali dia menanyakannya, tapi masih dipikirkannya. Hingga suatu hari dia memintaku untuk menelepon opanya, karena dia ingin menanyakan secara langsung. Akhirnya dia bertanya langsung, dan merasa puas dengan jawaban opanya, yang ternyata sama persis dengan jawabanku. Hahaha, mungkin memang harus mendengar langsung dari opanya.
Itulah hari-hari Ditya, sekarang banyak dilalui dengan berbagai magic words, melihat apapun pasti akan muncul pertanyaan di benaknya yang akan segera diucapkan. Sebagai orang tua, kita memang mesti banyak-banyak belajar dari berbagai hal.

No comments: