17 October 2011

KEMBALI KE MOTOR

Sejak SMA saya biasa mengendarai sepeda motor ke sekolah. Bahkan sejak kelas 6 SD saya sudah belajar naik motor, waktu itu diajari oleh saudara sepupu, tentu saja dengan ijin orang tua. Nah, sejak kuliah saya jarang banget naik motor, kecuali ojek… hehe… Atau pas pulang kampung, barulah saya naik motor ke mana-mana. Menginjak masa masa bekerja, saya makin jarang banget mengendarai motor sendiri, apalagi setelah menikah, sama sekali nggak pernah nyetir motor sendiri. Kalaupun naik motor pas pulang kampung ya bonceng suami atau bonceng siapapun deh. Dihitung hitung ada sekitar 10 tahun saya nggak mengendarai motor sendiri. Berhubung di rumah nggak ada motor, cuma ada mobil, jadi saya sungguh berniat ingin bisa nyetir mobil sendiri. Bisa buat anter anak sekolah, ke dokter, belanja dan lain lainnya. Tapi apa daya, udah kursus nyetir, udah belajar nyetir sama suami, udah belajar sendiri juga, dan bahkan udah bikin SIM (nembak!), tetep aja saya nggak berani nyetir mobil kemana mana. Dulu keliling komplek masih berani, tapi sejak ganti mobil sama sekali belum pernah nyobain… hehe… Parah banget dong ya.
NAH, karena akhir akhir ini jadi banyak mengandalkan ojek, jemput kakak, bayar PAM, kesana kemari kesana kemari, saya merasa sayang dong. Sekali naik ojek bolak balik paling nggak 10 ribu, belum lagi kalau ke sekolah kakak trus ojeknya nungguin, bisa 15 ribu, belum lagi ke giant dekat rumah ojeknya nungguin juga bisa 25 ribu. Coba deh dihitung, lumayan kan biaya per bulannya. Secara juga saya punya kemampuan nyetir motor yang telah disia siakan selama 10 tahun ini. Ditambah lagi jemputan sekolah kakak yang 225 ribu per bulan, bisa dihemat kalo saya antar jemput sendiri naik motor kan. Setelah berhitung penghematan yang akan bisa terjadi dengan adanya motor, saya putuskan untuk membeli motor, eh bukan keputusan saya ding, keputusan saya dan suami dong. Awalnya sih suami saya nggak setuju, dengan nego nego yang indah, akhirnya setuju juga, tapi dengan syarat nggak boleh naik motor sampai jalan raya yang gede dan ramai, apalagi bawa anak-anak, sangat tidak diijinkan! Baiklah, saya setuju saja :D
Akhirnya motor pesanan kami tiba! Yeay, senang sekali! Apalagi anak-anak, serasa punya mainan baru. Tumbenan kali ini suami saya langsung membolehkan saya nyetir sendiri, walaupun udah 10 tahun nggak nyetir. Sepertinya semangat saya membuat dia jadi percaya 1000 persen tuh. Wah, tanpa diduga saya ternyata masih bisa. Senang senang riang! Awalnya saya keliling jalanan deket rumah, lama lama tambah jauh sampai ke sekolah kakak, dan mulai iseng jemput kakak, tentu saja dengan mengajak adek. Dia duduk di depan, sedangkan kakak bonceng di belakang. Seru juga! Oh iya, kali ini saya beli motor matic, sepertinya lebih enak dan mudah. Dulu motor yang saya naiki motor manual biasa. Kalo kata orang-orang sih matic lebih gampang ya.
Satu hal yang sebetulnya membuat saya nggak enak hati, yaitu abang ojek yang ada di perempatan dekat rumah. Sepertinya mereka semua patah hati. Melihat saya mondar mandir naik motor sendiri, tatapan mereka seperti menusuk nusuk hati. Walaupun mereka tersenyum sih. Rasanya mereka seperti ingin bilang, “wah penghasilan gue berkurang nih!” Yah, tapi mau gimana lagi, saya juga perlu melakukan penghematan kan ya. Maafkan daku ya abang ojek, hidup harus terus berjalan, dan perubahan bisa datang kapan saja. Yak, segitu aja melankolisnya. Mari lanjutkan kegembiraan. Yuuukkk naik motor lagiiii!!

05 October 2011

SOSIS GULUNG MIE



Sosis gulung mie, ini bekal favorit kakak sejak play group, dan ternyata sampai SD masih suka juga ^o^
Bikinnya cepet dan nggak repot, jadi bisa langsung dilakukan pagi hari.

bahan-bahan:
sosis, bisa sosis cocktail atau sosis biasa yang dipotong, kira kira untuk 10 potong
mie telur, satu bungkus kecil, seduh dengan air panas
garam
gula
merica bubuk
telur, 1 buah
tepung maizena, 1 sendok makan
minyak goreng, untuk menggoreng

cara membuat:
1. campur mie yang telah diseduh dengan telur dan tepung maizena. Bubuhi garam, gulu, merica secukupnya. usahakan mie tetap dalam ukuran panjang ya, supaya mudah menggulungnya.
2. gulung sosis dengan mie.
segera goreng dalam minyak panas, angkat saat matang.
3. siap disantap atau dimasukkan kotak bekal ^_^

04 October 2011

KAWAH PUTIH









Liburan akhir pekan kemarin, kami berencana ke Bandung, kali ini ramai-ramai bersama teman. Jumlahnya ada 11 orang, 7 dewasa dan 4 orang anak-anak. Kali ini kami pengin sesuatu yang berbeda dari Bandung, bukan hanya sekedar wisata belanja, jajan atau main saja. Berhubung anak-anak kami juga sudah SD, rasanya ini waktu yang tepat untuk sekalian mengenalkan kekayaan alam Indonesia.
Akhirnya diputuskanlah pergi ke Kawah Putih. Jadwalnya adalah hari Sabtu ke Kawah Putih, lalu bermalam di kota Bandung, esok paginya hari Minggunya wisata belanja dan jajan (teuteup… hehe).
Ternyata jalan menuju Kawah Putih lumayan jauh. Kami keluar lewat pintu tol Kopo. Dari sumber-sumber yang kami dapat, dari pintu tol Kopo masih sekitar 2 jam lagi. Berhubung sudah waktunya makan siang, kami memutuskan untuk berhenti makan dulu. Tanya sana sini, nggak ada rekomen yang pasti untuk makan di mana. Walaupun banyak rumah makan kami lewati, tapi rasanya nggak yakin enak nggaknya kalo bukan rekomen teman atau kerabat. Nah, di tengah jalan kami melihat sebuah rumah makan kecil, dengan saung saung yang cukup ramai, namanya ‘warung makan Hj. Lala’. Akhirnya kami putuskan makan di tempat itu. Makanannya khas Sunda. Ada Musholanya juga, jadi kami bisa sekalian sholat. Ternyata masakannya cukup enak, walopun pelayanannya agak kurang memuaskan, tapi tertutupi karena perut kami kenyaaang ^O^
Kami melanjutkan perjalanan, sempat salah jalan hingga ke arah pasar. Setelah Tanya sana sini, akhirnya kami balik arah. Beberapa kilometer mendekati area Kawah Putih, di kiri kanan jalan sekitar rumah rumah penduduk banyak terhampar tanaman strawberry dan daun bawang, banyak banget!
Akhirnya sampailah di Kawah Putih. Kami memutuskan untuk memarkir mobil, dan ke dalamnya naik angkot shuttle yang telah disediakan. Biayanya 25 ribu rupiah per orang. Anak di atas 4 tahun dihitung sama. Kalau tidak naik angkot, bisa juga membawa mobil ke dalam dan parkir di atas, tapi biayanya jauh lebih mahal. Untuk mobil dikenai tariff 150 ribu, sedangkan per orang dikenai biaya lagi 15 ribu. Mahal kan??
Dan ternyata, naik angkot shuttle ini cukup seru, sangat seru bahkan. Serasa naik roller coaster terpanjang di dunia… hehe… Karena jalannya yang berliku liku, kadang menanjak kadang menurun, ditambah lagi dengan abang supir yang sudah mahir, jadilah sepanjang jalan kami teriak teriak senang dan seru. Kak Ditya, tentu saja merasa senang sekali!! Sampai sampai ingin naik lagi!!
Sesampai di Kawah Putih, ada semacam gerbang masuknya, lalu kita menuruni tangga/undakan ke arah kawah. WOW!! Menakjubkan sekali pemandangannya. Sampai terbengong bengong saya dibuatnya. Hawanya memang dingin, anak anak sampai pakai jaket. Melihat pemandangan yang seindah itu, semua orang sibuk jeprat jepret. Cantik, indah, menakjubkan. Warna danaunya biru kehijauan, dengan asap asap belerang. Dilatarbelakangi bukit yang menjulang tinggi. Subhanallah!! Tak henti-hantinya bersyukur bisa melihat pemandangan seindah ini. Rasanya belum pengin kembali, tapi hari sudah menjelang sore. Setelah puas, akhirnya kami kembali ke halte tempat menunggu angkot shuttle. Yang membuat saya kagum, tempat ini bersih, tidak ada sampah berserakan, semua rapih terjaga. Hanya saja tetap masih ada ulah orang yang coret coret di batu, hanya sedikit, mungkin saat petugas tak melihatnya. Sebenarnya ini masalah tanggung jawab perorangan ya. Oh iya, satu hal lagi, peraturan dipasang di banyak tempat, seperti: “jangan turun ke air”, “Dilarang merokok”. “dilarang coret coret”, dsb. Salut saya, sebanding dengan tariff yang kita bayar. Sore itu kami semua melanjutkan perjalanan ke arah kota Bandung dengan hati puas ^O^

TAHU GORENG ISI TUNA



Yang bosen sama tahu goreng biasa, yuk cobain tahu goreng isi tuna, enaaakkk deh!

Bahan-bahan:

Tahu, bisa tahu putih or tahu kuning.
Tuna kaleng
Tepung terigu, 3 sendok makan.
Tepung sagu, 2 sendok makan.
Daun bawang, iris tipis
Garam
Gula
Merica bubuk
Minyak goreng, untuk menggoreng.

Cara membuat:
1. potong tahu jadi bentuk segitiga, lubangi tengahnya, keluarkan sedikit isinya.
2. campur tuna kaleng, tepung terigu, tepu sagu, daun bawang, garam, gula, merica bubuk. Aduk hingga kental. Campurkan isi tahu, yang tadi tengahnya dilubangi.
3. satu persatu masukkan adonan tuna ke dalam tahu segitiga.
4. goreng dalam minyak panas, angkat saat matang.
5. siap disantap!! Bisa dengan saus sambal or saus tomat or mayonais.
6. opsional: kalau suka bisa dilumuri tepung tipis sebelum digoreng, biar kriuukkk.