19 August 2008

Lelaki tanpa kenangan

Kau,
Lelaki tanpa kenangan.
Kau tinggalkan seluruh kenangan milikmu.
Kau berlari hingga terengah,
Ketika kenangan itu berusaha mengejarmu.
Lelaki tanpa kenangan
Kutemu kau di suatu persimpangan
Suatu senja…
Lalu,
Hingga kini kau masih terus berlari,
Tanpa kenangan,
Pun kenangan itu tak lagi mengejarmu.
Kini entah apa yang kau miliki.
Entah apa yang kau harap kau miliki.
Lelaki tanpa kenangan,
Di suatu ujung senja
Di suatu persimpangan
Kau hanya mampu berdiri diam,
Terpaku, dalam diam dalam sepi.
Lelaki tanpa kenangan,
Kurasa kau berharap,
Tak ada kenangan lagi dalam dirimu
Kenangan masa lalu
Atau kenangan yang akan mendatangimu di masa datang.
Karena itu kau hanya diam,
Dan diam.


29 Januari 2008, 17. 13

15 August 2008

Ia pernah pergi ke laut

Ia pernah pergi ke laut
Menyerahkan seluruh hatinya pada pasir, pada pantai, pada ombak yang bergulung-gulung
Jejak kaki dan tapak tangannya pun ia persembahkan pada laut
Tapi sekarang ia tak percaya lagi pada laut
Karena laut tak lagi biru
Karena laut tak lagi menjaga hatinya
Karena laut selalu saja terpesona pada berjuta hati yang mengaguminya
Sekarang ia hanya percaya pada hatinya sendiri
Ia jatuh cinta pada hatinya sendiri
Yang entah berbentuk seperti apa


August 11th 2006, 02.33am

Sup Jagung.

Ujan-ujan gini rasanya enak makan sup jagung ya...
Ada resepnya nih... udah dipraktekan dan ternyata emang enak koks... sedap...

Bahan :500 gram ayam, rebus, ambil 1 liter kaldunya 2 sendok makan margarin, untuk menumis 2 sendok makan tepung terigu 100 gram jagung manis, pipil 50 gram kacang polong 150 gram wortel, potong kotak garam, merica, dan pala bubuk secukupnya
Bumbu Cincang : 1/2 buah bawang bombay 2 siung bawang putih 3 iris jahe
Cara Membuat :Tumis bumbu cincang sampai harum kemudian masukkan tepung terigu. Aduk sampai menggumpal. Tambahkan kaldu sedikit demi sedikit sambil terus diaduk jadi adonan yang licin. Tambahkan jagung manis, kacang polong, wortel, garam, merica, dan pala bubuk. Aduk rata. Setelah mendidih, masukkan telur yang telah dikocok sedikit sedikit hingga menyerupai benang-benang halus. Masak sampai mendidih kembali lalu angkat.

Good News

Kyaa... ternyata... Setelah telat datang bulan 4 hari, karena penasaran langsung deh beli test pack. Itu pun muter-muter nyari yang pakai sistem HCG, dulu sering pakai keluaran abott. tapi entah kenapa, kemarin itu udah cari di banyak apotik dekat rumah, nggak ada juga. Jadilah pake test pack merk lain. eeeh... ternyata PoSITIF. Siap-siap ya nak Ditya, kamu mau punya adik lagi... ehm...

Mohon doanya semoga lancar, nggak ada masalah dan nggak mabuk... (amin...)

10 August 2008

Pada Sebuah Bangku

Pernah aku duduk berdua denganmu di bangku itu,
Hanya berdua saja.
Kau diam
Aku diam.
Tak terurai kata yang terpendam di dasar hati.
Diam
Hanya diam.
Merangkai detik demi detik,
Menit demi menit.
Daun-daun jatuh,
Angin berhembus perlahan.
Kita tetap saja diam.
Kini,
Beribu jarak berlalu.
Aku kembali duduk di bangku itu
Sendiri.
Dalam diam
Dalam sunyi
Sendiri.

July 28th 2008, 17.04
(For my very best friend ; gambatte ne, anata nara zettai dekiru to omou yo!)

Tentang makanan Ditya.


Ditya itu susah banget makan. Tergantung mood or lauknya cocok nggak. Dari kecil emang gitu, susah minta ampun! Tapi dia favorit banget dengan segala macem buah-buahan, buah apapun itu akan dilahapnya tanpa kenal kenyang. Bahkan wortel mentah dan timunpun dia hobi banget.
Akhir-akhir ini Ditya suka banget ikan, semua jenis ikan. Ini karena di Semut-semut, sekolahnya, pernah ada pelajaran menangkap ikan, lalu digoreng dan dimasak rame-rame. Ajaib banget, sejak itu dia selalu minta dimasakin ikan. Syukur alhamdulillah, emang sekolah memberi pengaruh yang positif. Tapi untuk daging, ayam atau telor, susahnya minta ampun. Kecuali ceker ayam, dari kecil ini favorit Ditya. Gampang masaknya dan murah. Kadang dibuat sop, disemur, atau bahkan kalau lagi nggak sempet masak cuma direbus aja dikasih garam dan gula. Oiya, Ditya juga lagi suka makan udang, tapi mesti digoreng tepung yang kriuk kriuk banget, kalau nggak, dia nggak akan mau. Cukup ribet juga sama anak pemilih macam dia. Makanya beratnya nggak nambah signifikan, tetep mungil aja.
Selain buah, Ditya juga suka yoghurt. Yoghurt rasa apapun, kecuali yang plain ya. Kadang aku buatin irisan buah diatasnya ditabur yoghurt sebagai sausnya. Hem, langsung lahap deh. Jus buah juga suka banget. Selain jus buah, Ditya juga suka jus tomat dan jus wortel. Ayahnya sampai terheran-heran. Hehe...tiada hari tanpa minum jus!
Ditya nggak terlalu suka nasi. Dia bisa aja berhari-hari nggak makan nasi. Hebatnya perutnya bisa tahan. Kalau lagi nggak mau nasi, biasanya aku buatin spagheti (ini juga favorit Ditya, spageti dengan taburan keju dan daging tumis tanpa saus, pakainya mayones or saus tomat), atau fusilli atau mi goreng or rebus. Kalau bingung akhirnya makan roti dengan selai yang berganti-ganti, atau sereal. Bagi Ditya sereal bukan hanya untuk sarapan, bisa aja makan malam Ditya minta sereal. Ajaib kan. Selain itu Ditya juga hobi makan biskuit marie yang dicelup ke susu, lumayan bisa abis banyak. Yang jelas buah harus selalu tersedia tiap hari, kalau nggak ada rasanya ada yang kurang bagi dia.
Sosis atau bakso, Ditya kurang suka. Dia suka sosis yang digoreng dengan dibalut mie, tapi ini juga kalau udah nggak kriuk kriuk, dia nggak akan mau. Untuk kue, Ditya nggak suka chiki-chikian (alhamdulillah, jadi nggak repot ngelarang), kadang kalau pringles yang original dia mau juga, tapi dikit. Biskuit or wafer dia suka, tapi nggak berlebihan juga. Nggak ada makanan yang dimakan berlebihan oleh dia (selain buah-buahan), sepertinya semuanya ada porsi sendiri di perutnya.
Untuk sayuran, Ditya cuma suka sayur sop. Kalau dibuatin sayur bayem or yang lain, dia cuma mau sedikit. Jadi untuk mengakali sayur mayur, aku menggorengnya dibalut tepung, jadi kriuk kriuk deh. Bayem, terong, kembang kol sering aku goreng tepung. Langsung deh dia mau. Memang mesti rajin cari ide untuk makanan Ditya. Makanan yang mengandung kecap juga Ditya kurang suka, dia lebih suka saus tomat atau mayones. Yah, begitulah, selera anak-anak memang kadang sering beda. Oh iya, dia suka banget salad, salad apapun. Jadi di rumah pun sering bikin salad. Bahkan kalau ke kondangan atau pas breakfast kalo nginep di hotel, yang dicarinya selalu salad. Salad menduduki peringkat kedua setelah Yoghurt. Hem, agak aneh sih seleranya. Yang penting sehat deh :) (ssst, foto di atas juga dia lagi makan salad)

01 August 2008

pohon rindang di depan rumahmu


Masih adakah pohon rindang di depan rumahmu
Tempat kau biasa menunggu bus
Tempat kita berdua biasa bertemu
Mungkin sudah kau tebang pohon itu
Dunia memang tak lagi hijau
Itu sebabnya
aku tak pernah menemuimu
karena aku tak tahu lagi dimana rumahmu



2006 August 10th

PULANG JAM SETENGAH ENAM?


Yuppy, benar dan tepat! Ayah Ditya baru pulang kantor jam setengah 6 sampai rumah. Dari mana? Dari kantor tentu saja. Udah nggak heran lagi sih, suamiku itu emang sering ngantor pulang larut. Tapi kalau pulang subuh itu jarang-jarang banget, masih bisa diitung dengan jari. Paling cepet pulang jam 9 malem dari kantor, atau paling malem jam 2 or 3 dini hari. Kadang hebat juga bisa sampai rumah jam 6 sore (kalau habis ada meeting trus kecapekan, or ada workshop something yang seharian), atau sampai rumah jam 8 (kalau naik kereta ekspres jam 7), tapi yang hebat itu jarang-jarang banget, bisa diitung juga dengan jari dalam sebulan. Sebenernya sebanding juga dengan waktu berangkat dia, jam setengah 8 dari rumah or setengah 9, kalau abis pulang jam 3 an, ya dari rumah jam setengah 10 (berhubung naik kereta, jadi brangkatnya dipasin dengan jadwal kereta ekspres).
Nah, masalahnya adalah Ayah Ditya itu pulang subuh kali ini di saat yang nggak tepat! Nggak tepat banget, karena hari ini jadwalnya Ditya sekolah. Kalau Ditya sekolah, otomatis terjadi keributan di pagi hari untuk membangunkan dan merayu-rayu Ditya mandi. Anakku tersayang itu memang susah bangun dan susah mandi. Hwaaaaaaaaaaaaa, betapa sebuah kombinasi yang sangat buruk. Tapi untungnya Ditya itu nggak susah sekolah, selalu semangat. Tapi karena malas mandinya itu, tiap dia mau berangkat sekolah pasti hebohnya udah dari jam setengah 7 (padahal masuk sekolahnya jam 9!). Persiapan dan waktu hebohnya sama lamanya dengan waktu sekolah dia yang juga 2 jam, hahaha... Malah dia sering bilang “langsung sekolah aja mama, nggak usah mandi, ganti baju aja”, duuuuuh, memalukan ya... Jadi tadi pagi, si Ayah yang baru tidur jam 6, jadi ikut keberisikan saat aku membangunkan Ditya jam 7 (kali ini aku mundurin sedikit, kasian Ayahnya). Sampai jam setengah 8 Ditya baru turun dari tempat tidur, itu pun cuma pindah tempat ke sofa di depan tivi. Oalah, sedihnya aku kalau harus membangunkan Ditya, repot abis! Perjuangan belum selesai, abis itu mesti merayu matanya untuk melek beneran dan merayunya untuk mandi. Nah saat-saat ini akan lebih heboh dari saat-saat membangunkan dari tidur, bisa ribut dan penuh teriakannya yang nggak mau mandi, atau heboh juga dengan suara lagu Tasya yang aku putar, atau kadang TV aku keraskan volumenya, belum lagi omelanku menyuruhnya mandi. Jadi, tentu saja yang terbangun dan melek lebar adalah si Ayah. Wadoh, kasian amat yak, baru tidur satu setengah jam udah mesti bangun (resiko jadi ayah ya).
Untungnya kali ini Ditya lebih mudah dibujuk untuk mandi, jadilah aku langsung memandikannya dan Ayah Ditya kembali tertidur pulas. Setelah semua beres dan aku pun selesai mandi, aku ajak Ditya berangkat. “Naik ojek aja ya nak, kasian ayah, masi ngantuk”, ternyata Ditya nggak mau naik ojek, dengan suara cemprengnya, dia membangunkan ayahnya yang langsung lompat dan ganti baju sekedarnya. “Yuk, berangkat!” meski dengan mata yang masih sedikit merem. Berhubung aku nggak pinter nyetir beginilah jadinya. Kasian si Ayah, sepanjang jalan dia menguap terus deh. Untuk Ayah Ditya tersayang, lain kali kalau mau pulang subuh dari kantor, liat-liat dulu jadwal sekolah Ditya ya, jadi nggak mesti ikut bangun pagi-pagi deh... Ehem...